Jumat, 27 Maret 2015

Ketikan Paling Gak Penting

Posted by Unknown | 09.40 Categories: , ,
Sebagian besar orang yang kulihat adalah berada di dunia ini, mungkin hampir semua yang pernah kulihat, sisanya di mimpi dan sedikit saat lamunan. Saya merasa kegilaan dalam otak ini makin parah, atau mungkin saya terlambat menyadarinya, bisa jadi saya sudah gila sejak awal, jauh sebelum saya menulis ini, mengetik mungkin.
Entah karena saya yang sangat suka menggunakan otak saya untuk fungsi yang kurang bermanfaat bagi saya, atau mungkin memang saya harus memecahkanya sendiri. Banyak orang bilang sakit itu gangguan salah satu organ tubuh kita yang harus diobati, dengan cara minum obat dan istirahat yang cukup untuk mengembalikan keadaan tubuh kita kembali ke normal lagi. Sebagian orang aneh lain mengatakan bahwa sakit itu adalah sahabat yang kita harus rangkul dan tak bisa dipungkiri kita akan hidup berdampingan dengan sakit itu. Teori yang cukup untuk menularkan sifat gila ke orang lain. Dari perkara klasik itu saya dapat simpulkan bahwa, manusia hidup hanya bergelut dengan sesame demi mempertahankan teori mereka hingga mereka mati, tak jarang ada yang mau meneruskan teori itu dengan penuh pengorbanan nyawa yang mereka anggap setimpal dengan perjuangan orang sebelum mereka.


Saya masih tidak paham . . . 
Untuk apa kita hadir di hutan belantara nan indah ini, jika kehadiran kita membuat pohon pohon indah itu tumbang berjatuhan dan disulap jadi benda yang jauh dari kata berguna, “untuk alam”. Dengan kata kata puitisnya manusia mempertahankan teori hidup mereka, teori perilaku konyol mereka.
Begitupun saya . . .
Tak jarang saya terlibat dalam perdebatan kecil dengan teman hanya karna ingin membela diri dari statement bahwa perokok itu konyol dan akan memperpendek umur. Terkadang saya sangat merasa bodoh dengan apa yang saya katakan, dengan begitu lantang dan yakin dengan alasan yang saya lontarkan dan pertahankan bahwa, umur tidaklah sepenuhnya dipengaruhi oleh rokok.
“ itu Cuma pembelaan . . .” tukas temanku.
“ perokok tidak ada bedanya dengan perilakumu yang kamu anggap nikmat dan orang lain tak suka. . .” balasku dengan santai.
“ iya itu hanya pembelaan perokok agar tetap bisa merokok”. Jawab temanku lagi dengan santai.

Saya hanya tidak terima akan rasa malu yang saya dapat dari kata yang terlontar dari mulut temanku sendiri, rasanya seperti dilempar kotoran kerbau di depan umum batinku sendiri. Faktanya bahwa saya rela menghabiskan banyak uang pemberian orang tua saya yang jelas mereka mengorbankan apapun yang menjadi haknya demi rupiah yang mengalir di rekening saya, yang akhirnya dengan konyol berubah jadi racun yang saya sengaja masukan ke dalam organ tubuh saya sendiri dengan alasan yang sama sama konyolnya, “ stress “.
Klasik . . .
Masalahnya apakah orang lain mau ambil peduli dengan apa yang dirasakan orang lain ?
Tentu jawabanya tidak, bagaimanapun alasanya tetap jawabanya tidak, sudah jadi fakta secara logis bahwa jari saya terjepit pintu dan tiba-tiba teman saya yang diluar kota ikut merasakan bila saya menghubunginya lewat telpon dan bilang bahwa jariku sakit sehabis terjepit pintu.
Cukup logis untuk diriku sendiri . . .

Dimanapun kamu berada, semua manusia akan mempersalahkan apapun yang kamu lakukan, tak terkecuali ibumu saat dia datang bulan, dan perilakumu cukup menyebalkan bagi pandangan wanita yang sedang datang bulan, atau seorang ibu yang memang tempra.
Tetap ujung dari semua hidup manusia adalah . . . “ pembelaan “

Jangankan pada sesama manusia, untuk berdoa pada Tuhan saja banyak yang menggunakan pembelaan, berharap Tuhan mau bermurah hati dan lebih cepat mengabulkan doanya. Saya tak yakin. Karena Dialah yang mengatur semua, untuk apa mendengar pembelaan kita.
Yang jadi belenggu di otak saya, apakah kita harus saling membunuh dengan alasan konyol kita ? Kapankah tidak ada pro kontra ?
Mungkin bagi sebagian besar orang, terlibat dalam panas nya pro kontra lebih nikmat mendebarkan ketimbang harus menikmati oksigen dengan ketentraman.
Luar binasa . . .



Saya mau menyimpulkan semua ketikan konyol paling gak penting ini untuk diri saya sendiri, syukur sekali bila ada yang mau membaca semua ketikan konyol ini.

“ umur kita terlalu pendek untuk mencari alasan sebagai bentuk pembelaan nikmatnya cara hidup kita masing-masing, jalani saja, pakailah hadset dan play music yang keras saat orang mengeluarkan liur kecamanya terhadapmu, toh kamu yang rugi, kamu juga yang nikmat, masalah salah atau benar, Allah yang atur, tapi jangan sampai dilaknat Dia, repot perkara.”
( maaf untuk penyandang tuna rungu yang membaca tulisan ini )






0 comments:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube